Langsung ke konten utama

Egois

"Semua orang egois!,". Temanku














"Kalau nggak egois nggak hidup,". Jawabku sekenanya.

Komentar

  1. Klo nggak egois, nggak punya cita-cita dunk?
    n_n

    BalasHapus
  2. Jadi, benarkah pernyataan temanku?! :)

    BalasHapus
  3. kalo ibu kita egois?? :think
    * ga akan mau beliau gondeong kita selama 9 bulan diperutnya (ngapain coba??beraaaaat tau)
    *ga akan mau ngelahirin kita (ngapain coba??taruhannya nyawa bro)
    *ga akan mau beliau bangun ketika malam2 kita nangis coz popok kita basah (ngapain coba?? kan msh ngantuk)
    *ga akan mau nyebokin kita kalo kita pup pas msh baby dulu (ngapain coba??jijaay bro)
    *ga akan mau denger celotehan kita ataupun cerita2 kita pas sepulang sekolah (ngapain coba?? garing kaaan cerita anak2)
    *de el el ga akan mau kalo beliau egois :P

    BalasHapus
  4. kata2 "semua orang egois" hanya akan terucap ktika kita dalam keadaan "merasa sendiri or lg BT" coz gda yang perhatian ma kita :P

    BalasHapus
  5. Nah!
    Bukannya dulu ibu juga egois, egois menikah!? :D

    But,terima kasih atas tambahannya... benar sekali, agaknya teman itu lagi BT nggak diperhatiin.. :)

    BalasHapus
  6. Klo bisa engois tu di lenyap kn cuii

    BalasHapus

Posting Komentar

7 Hari Banyak Dilihat

The Watchman

Dan terjagalah para penjaga malam..  Siap siaga di sudut sunyi..  Terjagalah para penjaga malam.. Bermunajat di gelap sepi.. Jauh dari keramaian..  Berharap ampunan dan lafalkan permintaan.. Image by :  Imanuel Thallinger

Nazarku, Tunai!

Google Adsense Luminate Pokoknya berapa pun nanti uang pertama hasil dari belajar Internet Marketing harus disedekahkan, titik! Yaa, kata-kata itulah yang pernah saya ucapkan... dan Alhamdulillah sekarang sudah terlaksana :) Bagaimana ceritanya? Mau tahu? Tidak? Bodo Amat!.. Ah tetap akan saya tulis :D Permulaan.. Saya mengenal Internet Marketing (selanjutnya saya sebut IM) bermula dari hobi ngeblog, blog walking sana-sini, nulis apa saja di blog pribadi ini. Kebetulan dulu banyak waktu luang karena basicnya operator War-Net, otomatis banyak mengembara di Belantara Google, sekarang juga masih sih :D.. Selanjutnya.. Setelah tahu apa itu IM, untuk lebih fokus saya putuskan Sign Out jadi operator War-Net, beli Netbook + Modem dan mulai 'bertapa'.. :3 kebetulan di rumah buka Konter Pulsa dari sebelum kerja di War-Net, sebenarnya saya jadi operator itu ada tujuannya supaya tahu apa itu komputer dan tahu apa itu Internet (Maklum GAPTEK :D). Jadi soal keuangan

Believe II

Skenario manipulasi melesat.. Dan kini terlihat engkau tersesat.. Lantas bagaimana? Antah berantah semak belukar kebenaran terpendam.. Terbalut debu dan terjaga dalam dekapan biarawan malam.. Engkau harus mendekat membuka mata dan pikiran.. Dan kembali menggigit dengan geraham dua warisan.. Menyetor kekurangan dan penuhi hati dengan cahaya.. Niscaya engkau bisa melihat.. Melihat isi dari segala manipulasi agenda rahasia.. Agenda rahasia yang tidak lagi menjadi rahasia.. Ketika hati percaya kepada janji lama dan pikiran merdeka! Eastearth. Image by :  Callum Baker

The Hearts

Letakkan dunia di telapak tanganmu, jangan taruh ia di dalam hatimu.. Lalu, apakah yang harus ditaruh di dalam hatimu dan hatiku? _________________ Image by  Christos Kaouranis

Niat

Tuan, Engkau yang paling tahu.. Tentang puja - puji, ciptaan-Mu paling rentan tertipu, cenderung untuk itu.. Ridha Tuan, harusnya selalu. Tapi niat bisa terbolak - balik, terbisik oleh si penipu.. Maka, Tuan. Tetapkan hati hamba, untuk selalu, selalu berpihak kepada-Mu.  

Ikuti Kata Hatimu

Sebentar, hati yang bagaimana dulu? Idiom 'ikuti kata hati' hanya berlaku untuk hati yang bersih, bebas dari belenggu. Baru bisa menilai dengan jernih segala sesuatu. Dan, seharusnya hari ini dan seterusnya sudah begitu. Ikuti kata hatimu. Selamat datang wahai hati - hati yang baru. Eid Mubarak!

Itikaf

  Entah sudah berapa kali saya menulis tema ini, tapi akan saya coba ulangi lagi. Barangkali bisa memberikan sedikit arti. Saya mengenal kata ini dari tahun dua ribu tiga belas. Kisah Nabi menghabiskan sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan berdiam diri di Masjid di tahun itu sukses membuat saya tidak mudik ke kampung halaman di hari - hari menjelang lebaran, dari tahun itu, tahun berikutnya dan tentu saja tahun ini. Kenapa? Pertama, tentu saja ingin mengikuti tuntunan Sang Junjungan. Yang pastinya tidak sempurna. Kedua, waktunya jiwa pulang, mencoba mendekat, berusaha dekat dengan Sang Pemilik Jiwa. Ketiga, cara pandang melihat dunia saya telah sangat berubah dengan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk banyaknya aktivitas menjelang lebaran. Bisa kasih contohnya? Wah banyak sekali listnya. Enaknya sih sambil ngobrol menikmati senja. Lah. Yang sederhana, tidak ribet beli baju lebaran, keperluan lebaran dan lain sebagainya. Karena memang sudah disiapkan sebelumnya. Haha. Saya pernah baca ki