Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Idealisme

  Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda. Tan Malaka. Elu masih idealis Ndri? Sampai saat ini sih masih. Menolak tua, idealisme tidak mengenal angka. Haha. Beruntung sekali pihak yang masih bisa mempertahankan idealismenya di zaman yang katanya kalau nggak makan yang haram nggak keduman ( kebagian ). Masih bisa menjadi orang yang yakin, yang halal, yang banyak, yang berkah itu nyata. Bahwa Tuhan, memang sesuai prasangka hamba-Nya. Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat). HR. Bukhari, Muslim.

Mantra

  Tidak berguna kata - kata apabila dia sekedar menjadi kata yang tak terlaksana. Di zaman banyak kata - kata hanya menjadi janji, tetaplah tabah melaksanakan kata - kata yang engkau yakini. Harga diri lelaki adalah dia yang perkataannya berusaha ditepati sampai mati. Kalau tidak dengan itu, memang dengan apalagi? xxxxxxxxx Kata-kata itu bisa mati. Kata-kata juga akan menjadi beku meskipun ditulis dengan lirik yang indah atau bersemangat. Kata-kata akan menjadi seperti itu bila tidak muncul dari hati orang yang kuat meyakini apa yang dikatakannya. Dan seseorang mustahil memiliki keyakinan yang kuat terhadap apa yang dikatakannya, kecuali jika ia menerjemahkan apa yang dia katakan dalam dirinya sendiri, lalu menjadi visualisasi nyata dari apa yang dia katakan. Sayyid Quthb.

Kembali Lagi

  Panggilan itu terasa mendadak, sama sekali tidak menyangka. Di tengah kesibukan masa muda, berusaha menyatukan puzzle - puzzle semesta. Harus berhenti dan menerimanya. Tentu saja harus diterima dengan suka cita. Inilah panggilan, undangan yang tidak semua pihak dimampukan menjawabnya. Lantas, dengan alasan macam apa menolaknya? Kini, setelah delapan tahun lamanya. Dengan kerinduan sangat dan sedikit memaksa. Tidak sendiri ingin kembali, membawa belahan jiwa, sempurna agama. Wahai, Mekkah - Madinah.

Believer

  Keren banget kata favoritnya. Yaelah buat click bait aja ini mah. Tapi masih relevan, cuma ganti bahasa saja. Iman. Kata itu saya dapatkan dari sebuah lagu dari grup nasyid asal Malaysia, Raihan. Sewaktu masih usia taman kanak-kanak, Ibu saya punya satu albumnya. Dan saya tertarik, mungkin terdoktrin juga tanpa sadar mendengarnya. Memang itulah kuatnya kata - kata, bisa menjadi mantra. Begini penggalan liriknya, yang menghiasi, menemani hari - hari saya, seorang children of broken home kuat menghadapi kenyataan yang dulu rasanya menyakitkan, tapi nyatanya sekarang menguatkan. Iman tak dapat diwarisi Dari seorang ayah yang bertaqwa Ia tak dapat dijual-beli Ia tiada di tepian pantai Walau apapun caranya jua Engkau mendaki gunung yang tinggi Engkau berentas lautan api Namun tak dapat jua dimiliki Jika tidak kembali pada Allah Ya, walaupun naik turun. Tapi tanpa kata : iman. Entah bagaimana ceritanya.

Nolep

  No live, tidak hidup, terjemahan bebasnya tidak ada kehidupan, anti sosial dan lain sebagainya. Lu pernah? Pernah lah. Gile aja nggak pernah. Sebelum memvalidasi tujuan, masih haus pengakuan. Saya kira semua orang mengalaminya. Bedanya saya dipaksa sejak dini saja. Untungnya.. ( Tuh kan masih untung ) Dalam masa - masa itu, orang tua, terutama Ibu. Memberikan saya banyak kesempatan bertumbuh. Apa pun itu.. Beliau yakin bahwa, aku akan menemukan jalan ninjaku! Mulailah, masa - masa nolep saya membaca berbagai macam buku karya ulama - ulama klasik seperti Al Ghazali dan lainnya, kitab Ihya, cerita nabi cerita sahabat hasil menjarah koleksi paman yang tentu saja terjemahan. Hasilnya, saya menjadi Sufi dadakan. Haha. Banyak menulis catatan, yang tidak akan pernah dipublikasikan. Eh, tapi periode SMS masih jadi andalan sering kirim pesan 'kebaikan' secara massal. Teman saya yang baca ini, pasti paham. Terus nggak ceritanya? Lanjut part dua.. Lah, jadi kek influencer. Selanjutnya,

Komitmen

  John is a man of focus, commitment and sheer will. Fokus, berkomitmen dan berkemauan keras. Setidaknya itulah salah satu hikmah selain nonton baku hantam John Wick dan kawan - kawan. Familiar, similiar bukan? Dengan kata komitmen aka Istiqomah dalam bahasa arabnya. Saya agak kaget, door! Haha. Berapa banyak dari kita yang bisa seperti John? Yang fokus, berkomitmen dan berkemauan keras dengan apa yang kita lakukan? Eh, jangan kita deh. Saya saja, sampai saat ini juga masih terus berusaha. Sampai saya mendengar langsung seseorang, seduaorang berkata: Sudah, kalau mau kerjasama soal website dan tetek bengeknya sama Andrie aja. Paling bener. *Asli, ini bukan iklan.

Keliling Dunia

  Pernah bermimpi bisa keliling dunia? Saya sih nggak. Tapi saya kenal seseorang secara personal, yang hampir sedikit lagi berhasil mencapai keliling tujuh benua di dunia, bayangkan! Saya adalah tipe seseorang yang malas mengatur rencana perjalanan, dan ditakdirkan mendapatkan teman hidup yang punya kebiasaan sama soal berwisata. Tidak ada itinerary kalau ke kota, negara harus kesana atau kesitu. Bahkan bisa jadi kami pergi ke satu lokasi, menikmati dan menghabiskan waktu disitu. Healing sesungguhnya kan harusnya begitu. Ya nggak Bu? Kok jadi bu, seperti biasa biar rimanya u - u - u .. Haha. Oh ya, sebagai penutup saya ingin mengutip ayat tentang kegiatan berwisata, traveling, healing. Whatever your name it. Biar tulisannya sedikit berfaedah dan menginspirasi.. Hihi. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.. Al-Mulk Ayat 15.

Stranger

  Entah darimana datangnya perempuan ini, aku yang sibuk belajar, membangun diri, menjadi sedikit 'terganggu' dengan kehadirannya. Kadang aku acuhkan, tapi tetap saja dia berusaha mencari perhatian. Aku terkadang senang, terkadang menjadi kehilangan kalau dia sedikit menghilang, heran. Cinta? Haha, buang jauh - jauh pikiran itu kawan. Siapalah aku ini, sebelah mata pun kalau lawan jenis melihatnya. Hanya anak muda biasa - biasa, dengan harapan yang tidak biasa. Ini sepenggal kalimat waktu itu yang kutuliskan tentangnya : Di sela-sela antah berantah perjalanan.. Menyusup masuk meramaikan.. Situasi menjadi semarak.. Langit biru itu semakin intens berarak.. Intuisi, inspirasi.. Tekanan, dorongan.. Kata yang terbaca ini.. Pembuktian.. Senang? Entahlah.. Dan ini balasannya: Selalu ku coba mengeja makna dari tiap baris kata yang kau tata.. Persepsi kita boleh jadi berbeda.. Tak perlu lah aku tau yang hakikat.. Aku cukup bahagia dengan apa yang bisa ku ikat.. Siapa dia? Tentu saja, te

Ongkos Goblok

  Kata ini saya temukan di buku almarhum seorang penulis, budayawan yang terkenal dengan trilogi bukunya berjudul Ipung. Iya, Prie GS. Hidup itu keras, maka gebuklah! Saya memaknai, ongkos goblok itu sebagai harga beli sebuah pengalaman dari peristiwa yang menyakitkan, mengecewakan, dan cenderung konyol terkadang. Entah sudah berapa banyak, mau saya ingat dan tulis disini kok jadi seperti membuka aib sendiri. Ibu saya, istri saya sudah paham sekali. Malah sudah saya doktrin dengan kalimat ini. Hihi. Bahwa, seberapa pun menyakitkan, mengecewakan, konyolnya. Pasti ada hikmahnya. Hidup harus dirayakan, untuk masa depan! Gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi.. Gelap malam pasti kan berganti pagi.. So I will try over, again and again.. It was not good yet man, he think the end.. Lah, kok jadi nyanyi. 😌

Blogger

  Aku ingin nanti calon istriku minimal seorang blogger. Itu perkataan saya dulu ketika ditanya oleh bukan mantan pacar yang sekarang menjadi teman hidup. Sebenarnya itu perkataan spontan saya agar semangatnya 'menjadikan' saya imam hidupnya meredup. Eh, ntar dulu brother.. Itu kenapa bukan mantan pacar? Ya, karena memang kita nggak pacaran. Kami menikah, cukup dengan tiga pertemuan. Pertama di Bekasi, kedua di Jambi, ketiga di Malang City. Kenapa lagi itu jadi Malang City? Biar rimanya i - i - i .. 😌 Balik lagi ke atas, saya bukan lelaki yang mencari. Tapi termasuk golongan mereka yang dicari. Bangga? Nggak juga sih, karena keadaan memaksa saya skip urusan asmara. Fokus untuk menjadi anak yang bisa berbakti membanggakan Ibunda dan keluarga. Jadi, syarat minimal seorang blogger itu. Tidak membuatnya ragu. Yakin akulah jawaban dalam doanya di malam yang teduh. Dan memang akhirnya, dialah tulang rusukku.. Baca ini, meleleh nggak yak dia kira - kira? Haha.

Wong Pinter Wong Bejo

  Wong Pinter Kalah Karo Wong Bejo Pasti pernah baca dong kalimat diatas, yang kalau ditranslate ke bahasa Indonesia artinya orang pintar kalah dengan orang yang beruntung. Tapi apa sih sebabnya doi beruntung? Wah, sebagai orang yang beruntung lahir dari ras orang Jawa. Saya sudah beruntung. Apa pun keadaannya saya merasa beruntung. Karena apa pun yang terjadi di kehidupan saya pasti ada Si Untung. Haha. Kepanjangan yak intronya. Bisa jadi usahanya sama, ilmunya sama, bahkan seringkali ngawur. Tapi kok hasilnya berbeda dengan orang yang beruntung? Bedanya kenapa jadi orang beruntung, kata Ulama karena taqwa. Karena siapa yang bertaqwa akan dimudahkan segala urusannya oleh Sang Maha Pemilik Urusan. Ah, tapi itu Elon Musk, Mark Zuckerberg lancar - lancar saja urusannya. Lah, role model nya kok yang begituan. 😌 Kalau pun ada yang pihak yang tidak bertaqwa tapi kelihatan beruntung kehidupannya ada dua tanda : 1. Kita tidak tahu amalan rahasianya 2. Istidraj Jadi pertanyaannya sekarang, ma

Momen Berserah

Pernah di posisi menyerahkan apapun nanti hasilnya, terserah kepada-Nya? Di titik berhasil atau gagal, menang atau kalah. Pernah? Kalau belum, cobain lah! Daripada Semesta memaksamu berada di posisi demikian. Ah elu Ndri, kek paling bener aja. Lah, karena gue sering, tulisan ini ada. Barusan semalam malah. Apaan emang? Rahasia lah! Haha. Banyak wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Salah satunya ya, menjadikan Dia satu - satunya tempat bergantung berkeluh kesah. Menjadi fakir di hadapan-Nya, kaya di hadapan manusia. Mudah diucapkan, latihannya sepanjang kehidupan.