Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Ulang Tahun

  Dalam perjalanan ke suatu tempat untuk mensyukuri umur yang telah diberikan. Istri bertanya, bagaimana perasaan saya melaluinya. Ntar, kalau udah nyampe tempatnya. Kalau diceritakan disini kamu paling jawab, oh iya, Iya ya, ok. Pura - pura dengar, padahal mah sliwer kena angin. *Naek motor gaes soalnya hehe Dah nyampe ceritanya, baru saya jawab begini. Kamu ingat waktu kita salah turun stasiun di Matraman? Ada ukhti gemes nanya rute, dan dia manggil Abang, Pak, bukannya kak. Mak deg, di momen itulah Abang merasa sudah, ah ya begitulah. Sudah sampai di level ini ternyata. Makin banyak tanggung jawab dan amanah, yang sebisa mungkin Abang tunaikan dengan sebaik - baiknya. Dan tentu, apa pun hasilnya. Terserah Gusti Allah saja. Terima kasih juga kamu sudah jadi support system yang baik, setia apapun keputusan yang Abang buat, yang syukur Alhamdulillah juga sebentar lagi salah satu 'life goal' terbesar Abang terlaksana. Oh jadi elo sekarang ulang tahun Ndri? Iya kemaren. Nggak usa

Tentang Rumah

  Ini adalah salah satu bahasan ketika JJP / JJS bareng Emak, bahwa masih ada saja tetangga yang nyinyir dengan pilihan saya ketika memilih kontrak rumah dari awal menikah. Berikut list-nya, ya saya sih bodo amat tapi sama nggak sih dengan kamu yang sesama kontraktor? *pinisirin - Kenapa nggak tinggal bareng aja sih bareng mertua, lebih hemat. - Daripada ngontrak kan mending duitnya buat DP KPR. - Gaya bet dah. Saya jawab begini, ke Emak : - Kan Emak yang nyuruh, biar bisa berdaulat atas rumah tangga saya sendiri. Doain nanti beli cash. - Yah, gimana dong. Saya kan pengen santai, nggak ribet hidup tiap hari mikirin cicilan. - Lah. Saya kan berhak milih, nyaman aman tentram. Lingkungan kondusif, dan yang paling penting dekat Masjid. Gitu kira - kira. Yah, bagaimanapun emang hidup kita yang jalanin, pasti ya dikomentarin. Emang ya, hidup santai di era sekarang adalah sebuah kemewahan.

Beban

  Yang, semakin banyak beban kok kamu malah melebar sih? Mikirin A, B, C - Z. Bukannya kurus, ceking. Lah, kan ada kamu. Belahan jiwaku. #eaaa Ya, kira - kira begitu dialog random saya dengan istri suatu sore atau pagi, saya lupa tepatnya. Dan Ini jawaban versi lengkapnya, Lah emang Abang pikirin semuanya? Mbledhos ndase. Abang kan cuma perantara saja, perannya ya begitulah. Kamu tahulah. Tak pernah khawatir, karena apa yang menjadi hak kita, bagaimanapun semuanya akan sampai. Mbuh, piye carane. Sing penting yakin. Foto : Di suatu hari, ke stasiun Manggarai buat jajan oden terus balik lagi. Sungguh random sekali.

Celana Cingkrang

  Masih ngomongin outfit, jauh sebelum ada trend bahwa celana cingkrang dinisbatkan ke kelompok tertentu, saya sudah menyukainya. Kenapa? Waktu itu, awal saya masuk Tsanawiyah. Masih banyak lalainya, haha hihinya. Lagi nongkrong di pertigaan jalan, dari Ashar menjelang Maghrib. Eh, tiba - tiba disambangi pria bersurban, dengan yak memakai celana agak cingkrang. Tapi, raut wajahnya teduh. Ramah full senyum. Nggak kek sekarang, eh. Nanti saya jelaskan di bawah hehe Pria bersurban ini saya tahu belakangan, bagian dari usaha dakwah Jama'ah Tabligh. Iya, saya tersentuh dengan model penyampaiannya. Skip, mulai dari situ saya suka celana cingkrangnya, ringkas dan nggak ribet sepertinya. Pernah setelah usia lulus Tsanawiyah saya pengen model celana saya cingkrang semua, kebetulan ibu saya penjahit, juga guru di sebuah tempat kursus jahit menjahit di Jakarta. Jadi gampang kan? Tinggal potong saja kelar urusan. Eh, tapi karena waktu itu, stigma celana cingkrang lekat dengan 'teroris radi