Langsung ke konten utama

Apa Yang Dicari Dalam Hidup Ini?




Tiba-tiba pertanyaan itu melintas di benak saya, dan akhirnya daripada menyimpannya sendirian saya forward pertanyaan ke teman-teman via sms sore itu.
Iseng-iseng berhadiah, hikmah :D

Yah, agak lama memang menunggu jawaban daripada pertanyaan semacam itu, setidaknya  mungkin teman-teman saya mulai berpikir apa yang paling dia cari, apa yang paling penting dalam hidupnya kini.

Finally, akhirnya beberapa dari mereka membalasnya pertanyaaan itu.
Berikut saya kutip selengkapnya, tapi tetap Anonymous yaa :v

Anonymous I : Kebahagiaan

Anonymous II : Dimana aku bisa menemukan cinta sejati dari wanita yang sholeha yang bisa selalu mengingatkan kalo aku salah/khilaf. Yang bisa membimbing aku menjadi suami yang sholeh untuk keluargaku.

Anonymous III : Ketenangan hati

Anonymous IV : Rizki dari Yang Maha Kuasa


Jawaban yang beragam bukan?
Jawaban-jawaban itu menurut analisis saya sebagai pakar bla-bla-bla :D . Datang dari latar belakang, situasi dan kondisi teman-teman saya itu, setuju?
Baik kita akan membahasnya satu persatu.

Anonymous I, Kebahagiaan.
Simple jawabannya, dan akhirnya saya cecar dengan pertanyaan, apa yang membuat anda bahagia?
Dia jawab, apa saja.
Bisa sebutkan contohnya?
Dia tidak menjawab... ya sudah,saya doakan dia bisa menemukan kebahagian dalam keadaan apa pun, di mana pun, kapan pun.

Anonymous II : Yang ini mah sudah jelas, sudah kebelet NIKAH!!! :D
Semoga dia lekas mendapatkannya, aamiin...

Anonymous III,Ketenangan hati.
Manusia manakah yang tidak rindu akan ketenangan hatinya, kedamaian jiwanya?
Untuk yang ini, saya yakin dia sedang galau atau semacamnya. Semoga dia segera menemukan-Nya.
Karena dengan-Nya-lah semua ketenangan akan didapatkan, benar?

Anonymous IV, Rizki dari Yang Maha Kuasa 
Persoalan ekonomi sedang menderanya, semoga dia diberikan-Nya apa yang memang benar-benar dibutuhkannya, aamiin.


Yeah, semoga catatan kecil ini bisa menjadi refleksi bagi pembaca terutama lagi buat penulis sendiri.
Dan kepada para Anonymous-Anonymous saya banyak mengucapkan terima kasih, saya belajar banyak dari anda-anda hari ini! :)

Sebagai penutup, simak mini dialog ini :

 Anonymous II : Terus apa yang buat loe cari?
Saya : Rahasiaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!...

Komentar

  1. hemh....terkadang qt ga tau apa tujuan manusia hidup,tp klo nyontek di surat cinta-NYA katanya tujuan manusia diciptakan ntu untuk beribadah, bisa jadi itulah tujuan kita hidup di dunia

    BalasHapus
  2. @Rima Aulia: Bukan bisa jadi, tapi memang harus ^^b

    Dan tidaklah kuciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah-Ku...

    BalasHapus
  3. nyimak dulu sama coment2 yang di atas :D

    BalasHapus
  4. Idealnya sih apa yg dicari dlm khidupan kta ini hny keridhoan dr Alloh.swt, namun kadang terbelok dgn sgl ego kita..

    Ingat,ridho Alloh..bkn ridho rhoma atau ridho-ridho lainnya

    BalasHapus
  5. @Nurul Inayah Joisangadji: Benarr...


    Tapi, saya masih normal.. jangan tawarin Ridho Rhoma dunk T.T

    BalasHapus
  6. bagaimana kalau pertanyaannya begini
    "Apa arti hidup?"
    tolong jawab ya Ndri janga Rahasia.. ^-^

    BalasHapus
  7. @Stst: Menurut kamu? Jangan pake rahasia juga yaa ^^

    BalasHapus
  8. yah orang ditanya duluan.. :p

    BalasHapus
  9. @Stst: Mau tau nggak? kalau mau jawab dulu :D :P

    BalasHapus
  10. hmm... curang :p

    jawabnya "menuju mati"
    kita dihidupkan untuk dimatikan

    awas kalo ga di jawab lagi!!

    BalasHapus
  11. @Stst: Ok! :D

    Sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain..

    Udah itu aja ^^b

    BalasHapus
  12. hmmm...

    jika bermanfaat bagi orang lain, tapi tidak dgn cara yang baik apa itu masih disebut baik?

    BalasHapus
  13. @Stst: Yaa dengan cara yang baik donk :)

    BalasHapus
  14. kepedulian.. :)
    karna satu pertanyaan bagi saya adlh sebuah simpati.. Amin :)

    BalasHapus
  15. keseimbangan dunia akhirat

    BalasHapus
  16. Beribadah untuk menggapai ridha Allah SWT di dunia dan di akhirat, plus menolong tegaknya ajaran agama tauhid di muka bumi sebagai pelita kehidupan yg hakiki bagi umat manusia...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups! Ridha-Nya. Bukan kita yang menolong, justru kita lah yang butuh pertolongan ^^

      Hapus
  17. @Andrie Whe, saya ikutan menjawab ya.......

    Apa yg dicari dalam hidup ini ??? => Bersyukur kepada-NYA, Terus memperbaiki diri menjadi lebih baik....Menikmati hidup diHARI INI dengan gembira dan bahagia :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bersyukur, memperbaiki diri untuk tanggung jawab di kemudian hari :)

      Hapus
  18. HALAAAH GA MUTU... Artikelnya cuman berupa ngomentari pendapat orang lain yang sudah bersedia utk merespon pertanyaannya. Alih-alih karya tulisannya bisa jadi refleksi bagi para pembaca, ternyata isinya hanya menunjukkan bahwa penuils cuman ahli mengomentari pendapat orang dgn memancing pertanyaannya sendiri >_< BAH!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahli mengomentari yaa.. Terima kasih telah berkunjung :D

      Hapus
  19. Untuk mengenal dan mencari wajah tuhan (allah) yg telah menciptakan dirinya.. Karena tidak semua hamba bisa mendapat kanya. Karena melihat wajah allah adalah rizki tambahan yg telah mendapatkan surga sesuatu yang blm pernah terbayang kan wujud nya keindahannya melebihi dari pada apapun.. .

    Hidup di dunia hanya sekali. Kalau kita tidak melakukan sesuatu yang baik (di perintahkan) dengan sebaik-baiknya. Atau Maka kita tidak akan pernah bisa melihat wajah tuhan yang telah menciptakan kita. Selama lamanya dan. selama lamanya. Semoga hati kita di karunia rasa rindu terhadap perjumpaan dengannya. Amin

    BalasHapus
  20. Tak ada yg dicari krn tak ada yg penting... Fana...

    BalasHapus
  21. Yang di cari oleh manusia memang beragam di antaranya yaitu manusia memang mencari kbahagiaan, tapi apakah setelah bahagia cukup sampai disitu saja? Lantas tolak ukur kebahagiaan itu seperti apa? Apakah dengan cara banyak uang dapat bahagia? Karna sesungguh nya kebagiaan di dunia hanyalah fana maupun semu. yang artinya lemah. Dan ada juga yang mencari ketaqwaan? Dan setelah taqwa apakah sampai disitu saja? Karna sesungguhnya iman itu terkadang naik dan turun.

    BalasHapus

Posting Komentar

7 Hari Banyak Dilihat

Sepuluh Tahun Lalu

  Hmm, saya mau berterima kasih kepada diri saya sendiri, sepuluh tahun lalu tentang; 1. Terima kasih banyak atas keyakinanmu menentukan pilihan. 2. Terima kasih banyak atas keberanianmu mencoba banyak hal baru, mesti terkadang agak sedikit kecewa dengan hasilnya, tapi tak ada penyesalan. 3. Terima kasih banyak karena telah menjaga dirimu dengan baik, sampai akad mempertemukan belahan jiwamu. 4. Terima kasih banyak karena telah memberikan sahabat yang menerima siapa dirimu. Tidak banyak memang, tapi mereka tulus berteman denganmu. 5. Terima kasih banyak atas dimulainya kebiasaan 'uzlah'mu dari hiruk pikuk dunia di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Terima kasih banyak ya! Terima kasih, terima kasih. Masih banyak yang belum disebutkan, tapi kirinya cukup demikian saja yang perlu diceritakan. See ya!

Siapa?

Ini pertanyaan menarik, dan saya sudah selesai dengan diri sendiri sejak umur 20-an. Saya juga sempat 'galau' ketemu orang takut, minder, tidak percaya diri di usia sehabis menyelesaikan pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah. Terus gimana caranya? Mulai dari pertanyaan, kita ini siapa dan mau kemana? Dan saya akhirnya menjalani apa saja yang ada di depan saya saat itu, apa saja. Beneran. Pada suatu titik saya menemukan apa yang saya sukai, lalu tekuni. Karena setiap kita punya kecenderungan, ini sudah ditulis sebelum kita lahir, jauh disana.   Dan saya tercerahkan dengan penjelasan 'seseorang' dengan perkataan ini :   Kita mau menghadap Tuhan nanti sebagai apa? Presiden? Orang yang mengambil tanggung jawab dalam keluarga ? Orang yang mengurusi urusan orang banyak? Orang biasa saja yang penting tidak merugikan orang lain? Dan lain seterusnya…. Udah, gitu aja. 😌

Lima

Aku tidak mau menganiaya diriku sendiri, maka aku datang kerumah-Mu.. Aku tidak mau menganiaya diriku sendiri, maka aku selalu berusaha prioritaskan pertemuan dengan-Mu.. Meski Sang Penipu berbisik dengan lembut.. Meski dengan cantik disisipkan rasa jenuh.. Aku tidak mau menganiaya diriku sendiri, maka aku memohon rahmat dan ampunan-Mu.. Karena aku tahu, aku bukan apa-apa tanpa-Mu.. Inspired by : Khatib Image by : Mike Robinson

Wejangan Pernikahan

  Nikah bukan sekedar nikah, bukan sekedar melepas bujang, mengganti status. Ada yang harus diperjuangkan dalam menikah. Harus semakin dekat dengan Allah, kalau semakin jauh dalam pernikahan harus dievaluasi pernikahannya. Semalam sebelum akad beberapa tahun ke belakang, kalimat diatas masuk ke aplikasi pesan dari seseorang. Sebuah bekal, yang ternyata sampai saat ini tetap relevan. Karenanya saya teruskan, baik untuk yang belum dan sudah mengarungi bahtera pernikahan. Karena dalam pernikahan, semua pasangan punya ujian. Dari harta, anak, orang tua, mertua, saudara dan lain sebagainya. Bahkan, termasuk diri sendiri juga ujian bagi pasangan. Maka harus melihat akhirnya, in the end. Makin dekat atau malah menjauh dari-Nya. Jadi, bagaimana?

Jum'at Terakhir

Pernah liat atau dengar ceramah, nasihat, booster, mungkin lagi scroll timeline terus isi materinya itu kita banget, di momen memang kita membutuhkanya? Pernah kan ya? Saya yakin 100 persen jawabannya pernah. Karena memang sesayang itu Dia, ngasih tanda dimana - mana. Dan itu termasuk nikmat dari-Nya juga. Persis seperti isi khutbah Jum'at kemarin, tumben sekali saya tidak micro sleep terus jadi deep sleep. Bahwa kalau kita menghitung nikmat-Nya, tidak akan pernah ada hasil dari jumlah bilangannya. Kalau pun lautan menjadi tinta, dan ranting-ranting pohon di seluruh dunia ini menjadi pena. Terus kenapa title post ini Jum'at Terakhir? Karena saya sudah lama tidak mendengar perkataan imam Jum'at yang berkata sebelum shalat dilaksanakan : Lurus dan rapatkan shaf, Jum'at ini, Jum'at terakhir kita. Semua jamaah terdiam, bahkan anak - anak kecil yang biasanya punya 'kegiatan tersendiri'. Tidak ada kegiatan di momen itu, khusyuk. Mungkin perkataan Jum'at Terakh...

Melibatkan-Nya

  Berdagang, bekerja adalah sarana melatih tawakal. Menceburkan diri kepada ketidakpastian, mau tidak mau akan mencari tempat bergantung, berkeluh. Mereka yang nekat berdagang, tekun bekerja, berani merelakan tabungannya, akan ketar - ketir lalu khusyuk berdoa. Momen kelemahan, keberserahan ada di dalamnya, hal - hal diluar kendali yang membuat kita mau tidak mau melibatkan-Nya. Pernah, Ndri? Sering! Haha.

Terima Kasih

Hamba tahu, Tuan.. Dihadapan-Mu tidak ada kemustahilan.. Hamba juga sangat mengerti, tapi tetap saja iri.. Karena kekasih Tuan sudah meninggalkan perkataan abadi.. Iri tidak diperbolehkan kecuali terhadap dua orang.   Hamba juga tahu diri, seberapa kapasitas yang hamba miliki.. Betapa banyaknya kesalahan - kesalahan, yang hamba ketahui dan tidak disadari.. Jadi, Tuan.. Terima kasih.