Entah sudah berapa kali saya menulis tema ini, tapi akan saya coba ulangi lagi. Barangkali bisa memberikan sedikit arti. Saya mengenal kata ini dari tahun dua ribu tiga belas. Kisah Nabi menghabiskan sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan berdiam diri di Masjid di tahun itu sukses membuat saya tidak mudik ke kampung halaman di hari - hari menjelang lebaran, dari tahun itu, tahun berikutnya dan tentu saja tahun ini. Kenapa? Pertama, tentu saja ingin mengikuti tuntunan Sang Junjungan. Yang pastinya tidak sempurna. Kedua, waktunya jiwa pulang, mencoba mendekat, berusaha dekat dengan Sang Pemilik Jiwa. Ketiga, cara pandang melihat dunia saya telah sangat berubah dengan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk banyaknya aktivitas menjelang lebaran. Bisa kasih contohnya? Wah banyak sekali listnya. Enaknya sih sambil ngobrol menikmati senja. Lah. Yang sederhana, tidak ribet beli baju lebaran, keperluan lebaran dan lain sebagainya. Karena memang sudah disiapkan sebelumnya. Haha. Saya pernah baca ki
menusuk.
BalasHapustapi kurang ngeuh dengan kata 'goblok'nya itu. apakah makian juga dijadikan pembenaran ketika melihat kesalahan?
Tidak!. :)
BalasHapusItu gaya menulis saya dalam memprovokasi..
Dan saya sangat bersyukur bila ada pihak-pihak yang tersinggung..
drie, "goblok"nya diperhalus ateeeuhh. bukan masalah tersinggung atau kgaknya, tp masalah berkata yang baik sebagai seorang muslim :D afwan yaaa
BalasHapusMaafkan saya, tulisan ini tidak bisa diubah :)
BalasHapusMohon kebijaksanaan pembaca sekalian..
Terima kasih sudah mengingatkan.. :)
Jenis hurufnya ndak bisa diganti kah? hehehe, maaf.. cuma usul saja, biar lebih praktis membacanya :-)
BalasHapusHee..
BalasHapusBisa, cuma beginilah gayanya ^^a
Dari atas mengena, sampai bawah :(
BalasHapusSepertinya anda mengalami sakit jiwa, penuh kedengkian, dan penuh kemunafikan..
BalasHapusMaaf itu dilihat dari postingan saja,
Jika anda ingin uat muslim lebih baik, sampaikanlah dengan cara baik, bukan dengan mencaci, mengutuk, membodohkan.
By : "Orang yang tadinya seperti anda"
Solusi
mengaji dari banyak guru, membaca dari banyak kitab, mengenal lebih banyak pendapat, mengambil hikmah dan menerima perbeda'an.