Mari sejenak berhenti..
Menengok hati..
Membaca semesta..
Mengheningkan cipta..
Menengok hati..
Membaca semesta..
Mengheningkan cipta..
Regenerasi ruh..
Mengistirahatkan tubuh..
Hiruk-pikuk dunia..
Terkadang menutup mata..
Dan lupa..
Manusia..
Akan Pencipta..
Akan aturan-aturan..
Akan pilihan-pilihan..
Akan sabda Manusia Pilihan..
Akan nama..
Bab kisah manusia ini sudah di tengah..
Maka jiwailah peranan..
Untuk memesan..
Kartu undangan..
Meski jalan tidak selalu lurus..
Berkelok-kelok berayun-ayun..
Tapi tetap nafsu harus dikendalikan..
Munajat harus tetap di sepertiga malam..
Dan ikhtiar pun dikerahkan..
Dear, hati..
Kamu tidak boleh mati..
Mengistirahatkan tubuh..
Hiruk-pikuk dunia..
Terkadang menutup mata..
Dan lupa..
Manusia..
Akan Pencipta..
Akan aturan-aturan..
Akan pilihan-pilihan..
Akan sabda Manusia Pilihan..
Akan nama..
Bab kisah manusia ini sudah di tengah..
Maka jiwailah peranan..
Untuk memesan..
Kartu undangan..
Meski jalan tidak selalu lurus..
Berkelok-kelok berayun-ayun..
Tapi tetap nafsu harus dikendalikan..
Munajat harus tetap di sepertiga malam..
Dan ikhtiar pun dikerahkan..
Dear, hati..
Kamu tidak boleh mati..
very nice poem :) aku suka penekanan di akhir : dear hati, kamu tidak boleh mati.
BalasHapusTerima kasih! :)
BalasHapusSemoga hati kita tidak mati, aamiin....