Sejatinya makan ya untuk kenyang, itu kenapa obat nafsu makan paling manjur ya rasa lapar.
Tapi kok ya ada saja pihak yang nyari makan nggak nyari kenyang. Nyari pengalaman, nyari rasa. Fine Dining itu salah satunya, sudah porsinya sedikit, mahal pulak harganya, bah!
Tapi masih untunglah, karena menu yang disajikan kadang ada belasan. Nggak rugi - rugi amat lah, haha.
Eh, kok jadi detail. Tapi inti tulisan ini memang bukan tentang fine dining itu sih.
Lebih ke rasa penasaran, ketika semua kebutuhan duniawi sudah tercukupi. Maka manusia akan menjadi lebih detail, lebih absurd mencari, explorasi ke hal - hal yang di luar nuklir.
Itu kenapa orang - orang terdahulu dari jaman keemasan Abbasiyah, lebih detail terhadap soal - soal, masalah - masalah yang kadang receh menurut orang sekarang. Tapi setelah ditelaah, kok ya benar juga yak. Bahkan bisa dipakai sampai sekarang. Contohnya?
Hah, buanyak. Bacalah inovasi algoritma dari Al Khawarizmi sampai masalah psikologi hikmah lewat cerita jenaka, tapi benar juga oleh Abu Nawas.
Lah, kok tulisan ini jadi ilmiah. Padahal kan cuma mau tanya, rekomendasi restoran fine dining saja.
Sejauh ini cuma ada satu saja soalnya, Namaaz Fine Dining, eh fun dining tagline-nyah.
😌
Memohon perlindungan dari fitnah darinya.. Di setiap akhir sujud sembah.. Tapi bagaimana? Paranoid, asing, aneh, kuno bla bla bla.. Alergi, phobia bla bla bla.. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."
Komentar
Posting Komentar