Suatu saat saya bertemu seorang kawan di rumahnya, sambil bersilaturahim saya ingin mengajaknya berbisnis.
"Pak, ayo pak ikut bisnis dengan saya,".
"Saya tidak mau, pak,". jawabnya mantap.
Kemudian saya tanya, "Kenapa?,".
Jawabnya, "Saya takut kaya,".
Saat itu saya kaget, ternyata ada orang yang takut kaya. Dia sangat faham kalau menjalankan bisnis resikonya adalah kaya.
Lalu saya bertanya, "Kenapa anda takut kaya?,".
"Saya takut hubbud dunya, saya takut cinta kepada dunia,".
Dalam hati saya, luar biasa kawan saya ini, dia orang yang sholeh. Dalam hati saya berdoa,"Ya Allah, orang sholeh seperti inilah yang seharusnya kaya,". karena kalau kekayaan dipegang orang yang sholeh.. InsyaAllah rahmatan lil alamin. Tapi sayangnya orang sholehnya tidak mau kaya, oarang kayanya tidak mau sholeh.
Kemudian saya bertanya, "Apakah hubbud dunya penyakitnya orang kaya saja?,". Tidak! orang miskinpun banyak yang menderita penyakit hubbud dunya. Masalahnya bukan di kaya atau di miskinnya, tapi bagaimana kita bersikap terhadap kekayaan. Dengan alasan inilah banyak umat islam yang tidak mau bekerja keras, tidak mau berusaha menjadi orang kaya, tidak mau menjadi orang besar.
Umat Islam terlalu besar untuk punya cita-cita kecil. Umat Islam harus kaya seperti kayanya Abu Bakar As Siddiq, seperti kayanya Umar Bin Khattab dan seperti kayanya Ustman Bin Affan. karena kekayaan merekalah Islam bisa berjaya.
Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kekufuran dan kekafiran. Aku berlindung darimu dari azab kubur,".
Yang jadi masalah bukan seberapa banyak kita mendapatkan uang, tapi uang itu dari mana dan untuk apa. kata Rasullulah, "Kita tidak boleh iri, kecuali kepada 3 orang. pertama orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya, kedua orang yang mati syahid, ketiga orang yang kaya yang dermawan,".
Ingat kita adalah harapan masa depan umat, bangkit mulai sekarang! harapan pasti ada, Allah bersama kita.
Bagus Hernowo.
Image by : Rishikeshan Pangushan
Komentar
Posting Komentar