Nikah bukan sekedar nikah, bukan sekedar melepas bujang, mengganti status. Ada yang harus diperjuangkan dalam menikah. Harus semakin dekat dengan Allah, kalau semakin jauh dalam pernikahan harus dievaluasi pernikahannya. Semalam sebelum akad beberapa tahun ke belakang, kalimat diatas masuk ke aplikasi pesan dari seseorang. Sebuah bekal, yang ternyata sampai saat ini tetap relevan. Karenanya saya teruskan, baik untuk yang belum dan sudah mengarungi bahtera pernikahan. Karena dalam pernikahan, semua pasangan punya ujian. Dari harta, anak, orang tua, mertua, saudara dan lain sebagainya. Bahkan, termasuk diri sendiri juga ujian bagi pasangan. Maka harus melihat akhirnya, in the end. Makin dekat atau malah menjauh dari-Nya. Jadi, bagaimana?
Personal Blog of Andrie Whe
entahlah
BalasHapusKebanyakan orang yang dihina itu selalu mengalah
BalasHapusdan ane ingat perkataan temen ane:
"Mengalah itu bukanlah kalah, mengalah itu adalah memberikan 'kesempatan menang' kita kepada si pemenang tersebut. Jadi buat apa dia senang jika kata 'menang' itu dia dapat karena seseorang yang memberikannya"
Menurut ane kata mulia didapat oleh si 'dihina' jika memang dia mengalah karena mengetahui maksud dari kata mengalah tersebut dan tau dimana saat harus melawan.
Shan_shan : Up to you ^^b
BalasHapusMuhammad : Sependapat, walau yang dihina memang pantas dihina..
tapi lebih hina lagi, yang menghina karena tidak bisa menjaga lisan untuk menghina..