Langsung ke konten utama

Percakapan Tertulis

"Syukurilah kegoblokanmu...". sms yang kukirimkan kepada beberapa teman, dan itu adalah isi update status 'Guru'ku.

Dan ada seseorang teman itu membalas, "Untuk apa,".

"Menurut anda?,". balasku untuk memancingnya.

"Untuk menjadi lebih baik?,". balasnya setengah tidak yakin nampaknya.

"Anda benar!,". gayaku meyakinkannya.

"Bagaimana caranya untuk mensyukuri sesuatu yang nggak kita inginkan?,".

"Dengan merelakan dan mensyukurinya, nggak setiap yang kita anggap nggak baik itu nggak baik.. contoh, aku bersyukur lahir di keluarga broken home,". aku mencoba memberi pengertian, semampuku tentu.

"Ya memang, terus apa yang kamu syukuri dari semua yang terjadi di hidup kamu?,". dia kembali bertanya.

"Banyak sekaliii... salah satunya, aku bahagia bisa menjadi aku yang sekarang sekarang ini,". jawabku sekenanya.
"Apa yang kamu bahagiakan dari hidupmu yang sekarang ini,". rupanya dia belum puas akan jawabanku tadi.

"Iman,..".

"Lebih kuat iman maksudnya?,". 

"Aminnn.... bisa dibilang begitu, percaya akan janji yang abstrak.. semua hal yang sakit, sedih, nggak enak jadi remeh sekali dibuatnya,..". aku mengamini pertanyaannya.

"Janji yang abstrak? maksudnya?,". dia masih penasaran dengan jawabanku yang samar-samar.

"Surga? berbuat baik dibalas dengan kebaikan? apa itu keliatan?,". kubalas dengan pertanyaan.

"Ya itu janji Allah untuk hamba-Nya yang taat pada semua perintah-Nya,". akhirnya dia mengerti, syukurlah.

"Jadi, apa yang harus dikeluhkan atas semua skenario-Nya yang baik itu? tapi keliatannya nggak baik? kita harus bersyukur..". aku ingin menegaskan.

"Yupz! kamu benar!! nggak ada yang perlu dikeluhkan sebenarnya... tapi, kita cuma manusia, punya rasa lelah.. bukan begitu?". rupanya tanpa sadar dia mengeluh lagi.

"Benar!.. kenapa harus lelah? kalau lelah yaa istirahat, tengok apa sebabnya..".

"Bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa sakit yang terlanjur mengendap di dalam hati? rasa sakit yang nggak mudah kan untuk dihilangkan?,". dia mengungkapkan apa yang dirasakannya.

"Memang sulit, tapi selalu mungkin.. yaa kenapa harus diendapkan? apa terlalu cinta?,".

"Terlalu cinta? maksudnya? dengan apa? karena apa?,". dia menghujamku dengan pertanyaan.

"Terlalu cinta kepada rasa yang menyebabkan sakit, kau harus menemukannya dalam hati kecilmu..".

"Menemukan apa? menemukan rasa itu?,". kembali lagi dia bertanya.

"Menemukan obat dari rasa sakit itu.. kalau ada sakit, pasti ada sehat.. mudah dan sulit.. itu semua tergantung padamu,".

"Aku tahu Allah tak pernah tidur dan akan senantiasa memberi keajaiban atas segala sesuatu yang kurasa dan kudapat dari hidupku.. namun mengapa Dia terus-menerus mengujiku? apa karena dia terlampau menyayangiku?,".

"Nah!.. Dia sangat menyayangimu, kalau kau memang percaya.. iman..,".

"Untuk apa Dia selalu mengujiku? agar aku lebih kuat, sabar, tegar dan nggak cengeng?,".

"Yaa ampuun, itu kau sudah tahu semua.. segala yang terbaik bagi hamba-Nya,". aku membenarkannya.

"Tapi.. Dia memberiku ujian lewat sesuatu yang nggak pernah aku mengerti.. sesuatu yang nggak pernah sadar akan segala  yang dilakukannya.. tindakan yang pada kenyataannya membuatku sakit,". rupanya telah tersakiti oleh seseorang.

"Jangan sampai setan berhasil menyesatkanmu.. semoga kau tidak tertipu dengan segala tipuannya,".

"Maksud kamu?,".

"Semua ujian itu tepat sesuai kapasitas iman seseorang.. jadi, aku yakin kau bisa mengalahkannya,".

"Jika Allah belum berhenti mengujiku dan aku masih tetap bertahan, apakah itu artinya kadar dan kapasitas imanku masih lebih kuat dari itu?,".

"Wallahu'alam, hanya Dia dan kau sendiri yang tahu,". aku mengembalikan pertanyaannya.

"Huft..".

"Huft juga.. semangat!..,".

"Ciipp (^_^) thanks yaa,".

"U'r welcome.. maaf sok tahu dan sok tua XD,". balasku mengakhiri.

"Hehe.. gpp..".

Komentar

Posting Komentar

7 Hari Banyak Dilihat

Di Balik Konspirasi

Memohon perlindungan dari fitnah darinya.. Di setiap akhir sujud sembah.. Tapi bagaimana? Paranoid, asing, aneh, kuno bla bla bla.. Alergi, phobia bla bla bla.. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."

Wejangan Pernikahan

  Nikah bukan sekedar nikah, bukan sekedar melepas bujang, mengganti status. Ada yang harus diperjuangkan dalam menikah. Harus semakin dekat dengan Allah, kalau semakin jauh dalam pernikahan harus dievaluasi pernikahannya. Semalam sebelum akad beberapa tahun ke belakang, kalimat diatas masuk ke aplikasi pesan dari seseorang. Sebuah bekal, yang ternyata sampai saat ini tetap relevan. Karenanya saya teruskan, baik untuk yang belum dan sudah mengarungi bahtera pernikahan. Karena dalam pernikahan, semua pasangan punya ujian. Dari harta, anak, orang tua, mertua, saudara dan lain sebagainya. Bahkan, termasuk diri sendiri juga ujian bagi pasangan. Maka harus melihat akhirnya, in the end. Makin dekat atau malah menjauh dari-Nya. Jadi, bagaimana?

Pengkhianat

Aku tidak mau menjadi pengkhianat.. Maka sebisa mungkin aku menerapkan aturan-aturan Sang Utusan.. Aku tidak mau menjadi pengkhianat.. Maka sebisa mungkin aku menjaga diri agar tetap terjaga.. Aku tidak mau menjadi pengkhianat.. Maka sebisa mungkin aku tidak gelap mata, kalap terhadap harta.. Aku tidak mau menjadi pengkhianat.. Maka sebisa mungkin aku menjalankan tugas sebaik-baiknya, dimana aku menjadi pemimpin di dalamnya.. Aku tidak mau menjadi pengkhianat.. Maka sebisa mungkin aku menjaga pergaulanku dengan wanita, membuat sekat-sekat yang semestinya ada..

Siapa?

Ini pertanyaan menarik, dan saya sudah selesai dengan diri sendiri sejak umur 20-an. Saya juga sempat 'galau' ketemu orang takut, minder, tidak percaya diri di usia sehabis menyelesaikan pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah. Terus gimana caranya? Mulai dari pertanyaan, kita ini siapa dan mau kemana? Dan saya akhirnya menjalani apa saja yang ada di depan saya saat itu, apa saja. Beneran. Pada suatu titik saya menemukan apa yang saya sukai, lalu tekuni. Karena setiap kita punya kecenderungan, ini sudah ditulis sebelum kita lahir, jauh disana.   Dan saya tercerahkan dengan penjelasan 'seseorang' dengan perkataan ini :   Kita mau menghadap Tuhan nanti sebagai apa? Presiden? Orang yang mengambil tanggung jawab dalam keluarga ? Orang yang mengurusi urusan orang banyak? Orang biasa saja yang penting tidak merugikan orang lain? Dan lain seterusnya…. Udah, gitu aja. 😌

Omong Kosong

Bicara omong kosong itu murah, tapi bicara omong kosong yang kamu yakini dan perjuangkan itu tak ternilai. Bukti? Banyak, cuman saya mau kasih dua saja. Sebelumnya, bisa di zoom kalau nggak kebaca ya.. hehe.     Sesudahnya,     Sebelumnya juga,     Sesudahnya, Dah, gitu aja. Mumpung lagi kepikiran.

Dasar! anak kemarin sore...

Apa definisi sastra itu? Aku tak tahu, juur aku goblok tentang itu.. Aku menganggapnya sebagai tempat untuk menuang perasaan.. Benar? mungkin juga salah.. Aku benar goblok kan? Dalam dunia tulis-menulis itu ada ilmunya, apa kau tahu? Yaah mungkin, tapi benar aku tak tahu.. Aku menulis apa saja yag ada di hati dan kepala.. Aku luapkan, tuangkan hingga batas kemampuan aku mengungkapkannya.. Tanpa mempedulikan aturan menulis itu, bebas.. Dasar! anak kemarin sore, bisa apa kau bicara tentang itu.. Serapahmu?..

Learn

Dalam sepi, belajarlah.. Dalam ramai, belajarlah.. Telan! Muntahkan!.. Sepi tertelan.. Penuh ramai makna, muntahkan.. Dan engkau akan tahu artinya lega.. Dan engkau akan belajar mengambil mana yang emas mana yang sampah belaka..