Langsung ke konten utama

Nak... patah hati itu....


Nak,Mungkin suatu saat kau
jatuh cinta,jika cintamu di
terima,kau bisa langsug ke
jenjang perkawinan.Tapi
kalau tidak?Kau juga harus
siap dgn sesuatu yg
bernama patah hati. Ayah
harap kau tidak
mengalaminya. Kau tentunya
bertanya, “ bagaimana sih
rasanya patah hati itu, yah?”
baiklah sekarang ayah
ceritakan rasa patah hati itu.
Ada sebuah syair yg
menggambarkan rasa patah
hati tersebut yang isi sebagai
berikut:

Patah hatiku jadinya
Merana berputus asa
Mengenangkan ia yang tiada
Terbayang setiap masa
Bila aku terkenang
Masa yang telah silam
Air mata berlinang
Karena merana.
Oh …beginikah jadinya
Kasihku memutus cinta
……

dari syair tersebut kau bisa
membayangkan rasanya patah
hati. Sekali kau patah hati,
maka seumur hidupmu rasa
sakit hati akan kau alami. Dan
ia tak akan tersembuhkan
oleh siapapun dan oleh
apapun kecuali atas izin Allah.

Ada sebuah syair yang
menggambarkan sifat orang
patah hati itu nak:
seorang laki-laki
tak akan pernah bisa
melupakan cinta pertamanya
walaupun kisah cintanya
dipenuhi dengan air mata dan
kesedihan
tapi ia akan selalu
mengenangnya
selamanya
sepanjang hidupnya

Itulah orang yang patah hati
nak, sakitnya patah hati akan
kau bawa sampai kau mati.

Dalam hidupmu, kau merasa
ada yg hilang dan
tercabut dari dalam dirimu,
kau merasakan apa yg
hilang tersebut tak akan
terobati oleh apapun dan oleh
siapapun, karena
senyumannya selalu
membayang di kelopak
matamu, namanya telah
terpateri dalam hatimu dan
bayangannya terpahat dalam
diatas tulang belulangmu.

Maka supaya kau tak patah
hati,ayah sarankan agar:

Pertama; kau pandai-pandai
menjaga hati. Seperti
ungkapan sebuah syair:

Hati … ibarat raja memerintah.
Rusak raja, rusak rakyatnya.

Kedua; jagalah pandangan
mata-mu nak. Jangan setiap
yang kau nampak yang indah
maka kau nikmati. Fitnah
pandangan mata tidak
sesederhana apa yang kau
bayangkan. Ketika pertama
kali melihat si dia, hatimu
bergetar, kau merasakan
desiran-desiran halus ketika
melihatnya dan kau tak ingin
lari dari sekedar menatapnya.

Setelah itu kau akan terbujuk
untuk mencari informasi
tentang si dia, lalu berkenalan
dengannya, setelah itu kau
janji bertemu, kalau kau
punya HP maka kau akan
selalu mengirimkan puisi cinta
dan rayuan-rayuan mautmu
padanya dan setelah itu kau
akan terus mengejarnya
hingga kau terpenjara dalam
jebakan cintanya
Ketika malam gelap gulita,
matamu tak bisa tidur karena
mengingatnya. Mulutmu tak
bisa makan karena
merindukannya. Setiap saat,
setiap detik kau selalu
menyebut namanya. Ketika
bertemu kau amat takut
berpisah dengannya. Ketika
berpisahpun kau sangat resah
karena merindukannya.

Dan ketika ia pergi darimu,
kau merasa seolah terjatuh
dari tempat yang sangat
tinggi, terhempas dan kandas
diatas batu karang. kau
merasa gamang dan
merasakan kesunyian yang
amat sangat setelah
kepergiannya. Kau merasa
sendiri, padahal banyak yg
datang menghiburmu. Kau
merasa tak berguna, padahal
banyak yang
membutuhkanmu, kau merasa
hidupmu tak ada artinya
karena ia tiada lagi disisimu.

Ketiga, agar kau tak patah
hati, ayah sarankan agar kau
berprinsip seperti ayah, ”
bunga tidak setangkai
kumbang tidak seekor, patah
tumbuh hilang berganti. ”

Bahwa kau harus menyadari
bahwa sesuatu yg tidak bisa
kau miliki maka sesuatu itu
bukanlah yg terbaik untuk
mu, maka syukurilah sesuatu
yang hilang dari dirimu itu.

Dan terakhir ayah ingatkan
bahwa apapun yang terjadi
denganmu dari hidup ini
adalah untuk kau nikmati dan
kau ambil hikmahnya, bukan
untuk kau sesali dan ratapi.
Nak,ayah juga pernah patah
hati.Tapi setelah ayah
renungkan perjalanan hidup
ayah dari dulu sampai
sekarang. Ayah menjadi
sadar, memang dibalik semua
peristiwa, terdapat banyak
hikmah yang bisa kita petik.

Terutama tentang wanita-
wanita yg menjadi pujaan
hati ayah dulu. Mengapa ayah
tidak jadi dengan mereka, apa
kira-kira yg terjadi dalam
kehidupan ayah seandainya
ayah dengan mereka.
Mengapa bunda kalian yg
menjadi jodoh ayah, semua itu
tak lepas dari pikiran-pikiran
ayah.

Setelah mengarungi hidup
sekian tahun bersama bunda
kalian, banyak hikmah yang
bisa ayah petik terutama
mengenai kepribadian ayah
dan bunda yang saling
bertolak belakang. Tapi itulah
yang menyebabkan kehidupan
kami menjadi lengkap. Kalau
ayah orangnya ceroboh, maka
bunda kalian adalah orang
jelimet. Kalau ayah orangnya
santai, maka bunda kalian
orangnya serius. Kalau bunda
kalian mengajarkan ayah
untuk serius dalam
mengerjakan sesuatu maka
ayah mengajarkan bunda
kalian untuk santai dalam
menghadapi sesuatu. Kalau
bunda kalian selalu
menghitung semua
pengeluaran dan pemasukan,
maka ayah mengajarkan
bunda untuk sesekali bisa
bersenang-senang dari
penghasilan yang didapatkan.

Dengan demikian antara ayah
dan bunda ada sikap saling
menghormati dan menghargai
kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
Dan yang lebih penting dari
semua itu ayah tahu bunda
kalian memilih ayah karena ia
mau menerima ayah seperti
apa adanya ayah. Dan hanya
itu yang kau butuhkan ketika
menikahi seorang wanita.

Bahkan dalam diri ayah sering
berucap syukur tidak jadi
mengawini wanita yang ayah
cintai dulu. Mengapa? Apakah
karena ia berwatak jelek?
Tidak nak. Apakah ia kurang
cantik? Juga tidak. Semuanya
tidak, bahkan ia terlihat
sangat sempurna di mata
ayah. Satu saja ayah rasakan
kekurangan pada wanita-
wanita itu, yaitu mereka tidak
mau menerima ayah seperti
apa adanya ayah.

Nak, seperti yang telah ayah
ceritakan“ jangan melihat wanita hanya
karena wajah dan
kelincahannya saja. Agar
perkawinanmu langgeng,
maka hendaklah kau mencari
wanita dengan kualitas yg
langgeng pula seperti
intelegensia dan integritas,
sesuatu yg kadang disebut
kelas.Jika perkawinanmu itu adalah
perkawinan yang baik. Maka
ia akan bisa mengangkatmu
ke puncak prestasi lebih dari
seperti yg engkau
bayangkan. Tak ada yang
lebih berat daripada
menyesuaikan diri dengan
semangat seorang isteri yang
baik, yang mencoba
mengangkat harkat dan
martabat suaminya di dunia
ini. ”

Inilah yang ayah maksud
melihat wanita bukan
kecantikannya saja, akan
tetapi intelegensia perlu kau
pertimbangkan agar kau tidak
mengawini wanita yang cantik
tapi bodoh. Selain itu perlu
juga kau mengetahui
integritas pasangan mu
tersebut agar kau mengetahui
sejauh mana kejujuran dan
ketulusannya menerimamu.
Dan ketika ia tidak bisa
menerimamu dengan apa
adanya dirimu. Artinya dia
tidak memiliki integritas yang
mesti di miliki oleh setiap
orang yang akan memasuki
jenjang perkawinan.

Apakah
orang yang seperti ini pantas
untuk kau tangisi? Tidak nak,
bahkan untuk mengenangnya
saja sebenarnya tidak pantas,
sebab ia yag tak bersedia
untuk susah dan senang
bersamamu artinya adalah
orang yang tidak bersedia
mencintaimu apapun dan
siapapun dirimu. Maka apa
yang perlu kau susahkan? Kau
sebenarnya telah keluar
sebagai pemenang nak,
karena kau telah berani
menantangnya untuk hidup
bersamamu, meski ia tak
sanggup hidup berjuang
bersama denganmu.

Dan kalaupun kau ingin
menangis, saran ayah,
sebaiknya kau simpan ratapan
mu untuk suatu hal lebih
penting seperti ketika
bermunajat pada Allah, atau
ketika kau mengakui dosa-
dosa mu di hadapan Allah dan
meminta ampun pada-Nya.

Hal ini lebih bermanfaat dan
berpengaruh besar pada
dirimu daripada meratapi
orang yang tidak
memikirkanmu.

Komentar

7 Hari Banyak Dilihat

Wejangan Pernikahan

  Nikah bukan sekedar nikah, bukan sekedar melepas bujang, mengganti status. Ada yang harus diperjuangkan dalam menikah. Harus semakin dekat dengan Allah, kalau semakin jauh dalam pernikahan harus dievaluasi pernikahannya. Semalam sebelum akad beberapa tahun ke belakang, kalimat diatas masuk ke aplikasi pesan dari seseorang. Sebuah bekal, yang ternyata sampai saat ini tetap relevan. Karenanya saya teruskan, baik untuk yang belum dan sudah mengarungi bahtera pernikahan. Karena dalam pernikahan, semua pasangan punya ujian. Dari harta, anak, orang tua, mertua, saudara dan lain sebagainya. Bahkan, termasuk diri sendiri juga ujian bagi pasangan. Maka harus melihat akhirnya, in the end. Makin dekat atau malah menjauh dari-Nya. Jadi, bagaimana?

Nazarku, Tunai!

Google Adsense Luminate Pokoknya berapa pun nanti uang pertama hasil dari belajar Internet Marketing harus disedekahkan, titik! Yaa, kata-kata itulah yang pernah saya ucapkan... dan Alhamdulillah sekarang sudah terlaksana :) Bagaimana ceritanya? Mau tahu? Tidak? Bodo Amat!.. Ah tetap akan saya tulis :D Permulaan.. Saya mengenal Internet Marketing (selanjutnya saya sebut IM) bermula dari hobi ngeblog, blog walking sana-sini, nulis apa saja di blog pribadi ini. Kebetulan dulu banyak waktu luang karena basicnya operator War-Net, otomatis banyak mengembara di Belantara Google, sekarang juga masih sih :D.. Selanjutnya.. Setelah tahu apa itu IM, untuk lebih fokus saya putuskan Sign Out jadi operator War-Net, beli Netbook + Modem dan mulai 'bertapa'.. :3 kebetulan di rumah buka Konter Pulsa dari sebelum kerja di War-Net, sebenarnya saya jadi operator itu ada tujuannya supaya tahu apa itu komputer dan tahu apa itu Internet (Maklum GAPTEK :D). Jadi soal keuangan

Di Balik Konspirasi

Memohon perlindungan dari fitnah darinya.. Di setiap akhir sujud sembah.. Tapi bagaimana? Paranoid, asing, aneh, kuno bla bla bla.. Alergi, phobia bla bla bla.. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah s.a.w bersabda: "Sukakah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya."

Siapa?

Ini pertanyaan menarik, dan saya sudah selesai dengan diri sendiri sejak umur 20-an. Saya juga sempat 'galau' ketemu orang takut, minder, tidak percaya diri di usia sehabis menyelesaikan pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah. Terus gimana caranya? Mulai dari pertanyaan, kita ini siapa dan mau kemana? Dan saya akhirnya menjalani apa saja yang ada di depan saya saat itu, apa saja. Beneran. Pada suatu titik saya menemukan apa yang saya sukai, lalu tekuni. Karena setiap kita punya kecenderungan, ini sudah ditulis sebelum kita lahir, jauh disana.   Dan saya tercerahkan dengan penjelasan 'seseorang' dengan perkataan ini :   Kita mau menghadap Tuhan nanti sebagai apa? Presiden? Orang yang mengambil tanggung jawab dalam keluarga ? Orang yang mengurusi urusan orang banyak? Orang biasa saja yang penting tidak merugikan orang lain? Dan lain seterusnya…. Udah, gitu aja. 😌

Jum'at Terakhir

Pernah liat atau dengar ceramah, nasihat, booster, mungkin lagi scroll timeline terus isi materinya itu kita banget, di momen memang kita membutuhkanya? Pernah kan ya? Saya yakin 100 persen jawabannya pernah. Karena memang sesayang itu Dia, ngasih tanda dimana - mana. Dan itu termasuk nikmat dari-Nya juga. Persis seperti isi khutbah Jum'at kemarin, tumben sekali saya tidak micro sleep terus jadi deep sleep. Bahwa kalau kita menghitung nikmat-Nya, tidak akan pernah ada hasil dari jumlah bilangannya. Kalau pun lautan menjadi tinta, dan ranting-ranting pohon di seluruh dunia ini menjadi pena. Terus kenapa title post ini Jum'at Terakhir? Karena saya sudah lama tidak mendengar perkataan imam Jum'at yang berkata sebelum shalat dilaksanakan : Lurus dan rapatkan shaf, Jum'at ini, Jum'at terakhir kita. Semua jamaah terdiam, bahkan anak - anak kecil yang biasanya punya 'kegiatan tersendiri'. Tidak ada kegiatan di momen itu, khusyuk. Mungkin perkataan Jum'at Terakh

Beban

  Tetaplah bernafas, walau tidak berguna. Eh, kata siapa? Minimal jadi beban keluarga. Sangat memotivasi bukan? Haha. Tapi ya begitulah, untuk generasi sandwich seperti saya. Membawa beban keluarga adalah sebuah anugerah, berkah. Ladang amal yang tidak perlu dicari, karena memang sudah datang sendiri. Tidak perlu kesana - kemari. Tetapi terkadang sulit dikenali, oleh pihak yang lupa dirinya sendiri. Untuk apa dia diciptakan di dunia ini. Prestasi puncak Khabib Nurmagomedov bukan ketika dia menang dua puluh sembilan kali. Tapi ketika resign dari octagon untuk menghabiskan waktu bersama sanak famili. Jadi ternak teri, anter anak anter istri. 😌

Kota : Desa

Orang-orang Desa lari ke Kota.. Orang-orang Kota lari ke Desa.. Tapi bukan itu sebenarnya.. Bukan.. Bukan.. Bukan.. Orang Kota itu dulunya orang Desa juga.. Tapi orang Desa itu tetap orang Desa.. Karena Kota itu dulunya tidak ada.. Karena Kota dulunya Desa..