Ini pertanyaan menarik, dan saya sudah selesai dengan diri sendiri sejak umur 20-an. Saya juga sempat 'galau' ketemu orang takut, minder, tidak percaya diri di usia sehabis menyelesaikan pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah . Terus gimana caranya? Mulai dari pertanyaan, kita ini siapa dan mau kemana? Dan saya akhirnya menjalani apa saja yang ada di depan saya saat itu, apa saja. Beneran. Pada suatu titik saya menemukan apa yang saya sukai, lalu tekuni. Karena setiap kita punya kecenderungan, ini sudah ditulis sebelum kita lahir, jauh disana. Dan saya tercerahkan dengan penjelasan 'seseorang' dengan perkataan ini : Kita mau menghadap Tuhan nanti sebagai apa? Presiden? Orang yang mengambil tanggung jawab dalam keluarga ? Orang yang mengurusi urusan orang banyak? Orang biasa saja yang penting tidak merugikan orang lain? Dan lain seterusnya…. Udah, gitu aja. 😌
Tidak ada lagi teman dari kata menunggu selain kata sabar. Pun kata sabar adalah kata yang paling sering diulang-ulang dalam perkataan yang usang. Menjemukan bukan? Tapi, bukankah memang sebagian besar hidup isinya itu menunggu? Akan menjadi daftar panjang kalau disebut satu persatu. Mau? Ok, ini hasil diskusi saya dengan ChatGPT tentang menunggu: 🌅 Tentang Diri dan Waktu 1. Proses menjadi versi terbaik dari diri sendiri . 2. Kedewasaan — yang datang perlahan bersama pengalaman. 3. Ketenteraman batin yang tumbuh dari penerimaan. 4. Momen di mana semua latihan, kerja keras, dan sabar akhirnya terasa berbuah. 5. Masa di mana luka lama akhirnya sembuh tanpa terasa. 💞 Tentang Cinta dan Hubungan 6. Seseorang yang mencintaimu dengan tenang, tanpa drama, tanpa topeng. 7. Persahabatan yang terbukti kuat setelah diuji jarak dan waktu. 8. Hubungan yang seimbang — di mana kamu tidak perlu mengejar, hanya tinggal disambut. 9. Waktu yang tepat untuk bertemu orang yang memang satu frekuensi ...