Di tahun lalu, tepatnya bulan Januari saya mulai aktivitas baru setiap hari Senin dan Rabu jam sepuluh.
Sesuai judul, belajar ngaji 'lagi', membaca Al Qur'an sesuai hak - hak hurufnya. Bagaimana dia dibaca sebagaimana mestinya.
Serem yak?
Awalnya iya, apalagi bagi seseorang yang dari kecil Iqra jilid enam saja nggak tamat - tamat.
Tapi syukur alhamdulilah, kok saya enjoy ternyata. Selain memang yang dipakai metodenya beda dari Iqra, ustadz pengajarnya nggak killer - killer amat kek Guru matematika. Haha.
"Kita belajar bukan cepet - cepetan tamat, tapi bagaimana kita bisa membaca firman-Nya sesuai asalnya, hak - hak hurufnya. Walau nanti ada yang kurang, tidak mengapa. Yang penting usahanya, effort-nya, berpahala'".
Begitu katanya yang sering diulang-ulang di awal - awal pertemuan.
Wajar sih, kan satu kelasnya maximal ada delapan sampai sepuluh orang, usia paling muda di kelas saya tujuh belas, paling tua enam puluh keatas.
End of the day, di semester dua bulan Desember bacaan saya sudah agak mendingan, nggak belepotan amatlah yah.
Minimal pede-lah baca Al Qur'an di dekat istri tercintah.
Barangkali lupa, besok Senin ya!
😌
Comments
Post a Comment