Membangun kembali hati..
Menguatkannya, merekatkannya akan jiwa..
Di saat kehancuran menerpa..
Di kala ia jatuh, retak lalu pecah..
Menyusun kembali..
Tak peduli walau seperti puzzle yang rumit..
Tak peduli berapa lama menyatukannya satu demi satu..
Walau tahu bencana masa atau apa pun pasti menghancurkannya lagi..
Lagi..
Dan lagi!
Karena setidaknya kita sudah belajar..
Menyusun, menyatukan, merekatkan dan membangunnya lagi..
Karena telah biasa..
Dengan lebih cepat, mudah..
Karena ini hanya bagian permainan..
Permainan yang dimainkan atas banyak manusia..
Untuk menguji, mengetahui siapa yang terbaik di antara mereka, kita semua..
Untuk mengajari hati kita akan nilai kehidupan..
Nilai yang akhir-akhir ini begitu usang..
Nilai-nilai yang saat ini begitu kasat..
Jadi jangan takut hancur..
Takutlah bila kita tidak bisa membangun, menguatkannya lagi..
Menguatkannya, merekatkannya akan jiwa..
Di saat kehancuran menerpa..
Di kala ia jatuh, retak lalu pecah..
Menyusun kembali..
Tak peduli walau seperti puzzle yang rumit..
Tak peduli berapa lama menyatukannya satu demi satu..
Walau tahu bencana masa atau apa pun pasti menghancurkannya lagi..
Lagi..
Dan lagi!
Karena setidaknya kita sudah belajar..
Menyusun, menyatukan, merekatkan dan membangunnya lagi..
Karena telah biasa..
Dengan lebih cepat, mudah..
Karena ini hanya bagian permainan..
Permainan yang dimainkan atas banyak manusia..
Untuk menguji, mengetahui siapa yang terbaik di antara mereka, kita semua..
Untuk mengajari hati kita akan nilai kehidupan..
Nilai yang akhir-akhir ini begitu usang..
Nilai-nilai yang saat ini begitu kasat..
Jadi jangan takut hancur..
Takutlah bila kita tidak bisa membangun, menguatkannya lagi..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSama brother.
BalasHapusMenambahkan. sifat marah adalah fitrah manusia. semua bisa marah perbedaannya adalah sebagian ada yang melampiaskan kemarahannya sebagian lagi seperti yang dicontohkan baginda Nabi SAW, menahannya. WaAllahua'lam
Maaf bro ini komentar untuk postingan change your views!
BalasHapusoh, ko' bisa kesasar kesini?!
BalasHapus