Langsung ke konten utama

Postingan

Stoikisme

Kalau bahasa lampaunya, mungkin.. Hingga pujian dan cacian tidak ada bedanya. Karena apa pun yang terjadi di luar, tidak sepenting dengan yang terjadi di dalam. Mungkin sejak SD saya sudah menganut paham ini, karena di saat ledek - ledekan nama bapak, saya tidak pernah balik membalas hehe Kelihatan tidak punya ambisi. Kelihatan banget dari mimik muka, cara berjalan , gestur apa pun yang bisa dilihat orang lain. Saya sudah sibuk dengan diri saya sendiri. Bahkan sampai saat ini. Mencoba bersyukur dari hal - hal kecil, setiap hari. Well, konten seperti ini memang jarang trending, sayangnya.

Siapa?

Ini pertanyaan menarik, dan saya sudah selesai dengan diri sendiri sejak umur 20-an. Saya juga sempat 'galau' ketemu orang takut, minder, tidak percaya diri di usia sehabis menyelesaikan pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah . Terus gimana caranya? Mulai dari pertanyaan, kita ini siapa dan mau kemana? Dan saya akhirnya menjalani apa saja yang ada di depan saya saat itu, apa saja. Beneran. Pada suatu titik saya menemukan apa yang saya sukai, lalu tekuni. Karena setiap kita punya kecenderungan, ini sudah ditulis sebelum kita lahir, jauh disana.   Dan saya tercerahkan dengan penjelasan 'seseorang' dengan perkataan ini :   Kita mau menghadap Tuhan nanti sebagai apa? Presiden? Orang yang mengambil tanggung jawab dalam keluarga ? Orang yang mengurusi urusan orang banyak? Orang biasa saja yang penting tidak merugikan orang lain? Dan lain seterusnya…. Udah, gitu aja. 😌

Kehendak

Semua yang terjadi sudah kehendak Tuan.. Tidak ada yang baru di bawah langit-Nya, semua berulang.. Wahai hamba sahaya.. Tuan menjauhkan engkau dari rumah-Nya.. Mungkin karena ketika di dalamnya engkau tidak membawa hatimu kesana.. Sibuk karena ini - itu urusan dunia yang tidak ada habisnya.. Mungkin, semuanya mungkin.. Dan engkau harus dijauhkan agar rindu dan khusyuk itu datang.. Diasingkan agar tahu, engkau bukanlah apa - apa..  Wahai hamba sahaya..

Pengakuan

Mereka mengaku kekasih - kekasih, Tuan.. Tapi entah kenapa hamba tidak merasakannya.. Mereka mengaku kekasih - kekasih, Tuan.. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang hilang.. Mereka mengaku kekasih - kekasih, Tuan.. Tapi entah kenapa.. Apa karena hamba yang biasa - biasa saja? Atau karena sekedar mengaku - aku saja? Tuan, ampuni hamba.. Image by : Myriams-Fotos

Sesatnya Peminta

Tuan.. Jagalah hamba.. Dari ketidaktahuan apa saja yang hamba pinta.. Dan dari meminta-minta kepada selain, Tuan.. Image by : Myriams-Fotos

Fitrah

Berbuat kesalahan itu manusiawi, dan sebaik-baiknya pihak yang berbuat kesalahan adalah yang pandai memperbaikinya.. Jangan takut mencoba hal baru, karena dari sanalah pengetahuan tumbuh.. Jangan padamkan api dalam dirimu.. Nak. Image by : Engin_Akyurt

Shalat Mikirin Makan

Shalat Maghrib , setelah salam anak kecil itu terburu - buru berdiri dan menghampiri orang di sebelah kanan saya dan berkata, "Saya mikirin makan..". "Lho, shalat jangan mikirin makan dong..". "Makan Pizza nih tadi..". Sambil ngelus perutnya yang memang kelihatan maju sedikit ke depan. Oh, mungkin orang di sebelah ini guru ngajinya. Oh, jujur ya tuh anak? Oh, kita kayak gitu nggak? Image by :  chidioc

Akhir Hari

Mencintai dunia melupakan Hari Kemudian Mencintai hidup melupakan kematian Mencintai harta melupakan Hari Perhitungan Dan, mencintai mahluk melupakan Sang Pencipta Kehidupan.. Image by : Comfreak

Mengenal

Malam - malam itu bertanya.. Seberapa kenal engkau dengan Tuan? Seberapa dekat? Apa saja yang telah engkau persembahkan? Dari segala pemberian.. Yang tidak mungkin akan selesai engkau jumlahkan.. Jadi, seberapa? Wahai hamba sahaya.. Image by : Andrie Whe

Nafs

Menduakan Tuan, putus semua pengharapan.. Menyombongkan diri, itu baju kebesaran Tuan.. Tidak rela akan kebaikan bahkan ingin menghancurkan.. Itulah dosa pertama anak cucu Adam.. Jauhkan.. Jauhkan.. Percaya sepenuhnya kepada Tuan.. Rendah hati dihadapkan.. Ikhlas dalam kebaikan.. Dekatkan.. Dekatkan.. Image by : Andrie Whe

Untukmu, Hamba Sahaya

Siapa yang berani mengakui Aku sebagai Tuannya.. Maka akan Aku penuhi segala permintaannya.. Dengan ukuran - ukuran yang sudah Aku tentukan.. Maka, wajib baginya menjadikan Aku sebagai tujuan.. Tempat memohon, berkeluh - kesah.. Karena Aku tidak akan mengabaikannya.. Aku menyukainya.. Dan sebaliknya.. Siapa yang berani mengakui Aku lalu menduakan.. Akan Aku cabut perlahan segala pemberian.. Perlahan.. Sampai tersadar.. Akulah Tuan tempatnya bersandar.. Image : naturalpastels

Terima kasih, Tuan

Egoisme mengklaim segalanya.. Ini karena, itu karena.. Tidak! Hanya perantara bukan siapa - siapa.. Biasa saja..